Ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, dr H. M. Subuh, MPPM mengatakan bahwa ada beberapa hal yang ditemukan di lapangan terkait penyebab merebaknya wabah ini.
"Saya baru saja perjalanan darat dari Kalimantan Timur menuju Kalimantan Tengah, itu apa yang kita temukan? Yang pertama adanya laporan-laporan terhadap kasus difteri yang kriterianya belum diimunisasi sama sekali," ujarnya, Senin (4/12/2017).
Ternyata masih banyak anak-anak yang belum tersentuh imunisasi, termasuk imunisasi difteri. Penyebab ini lah yang dikatakan adalah penyebab terbesar.
Baca juga: Difteri Mewabah, Kemenkes Tuding Penolakan Vaksin Sebagai Pemicu
Kemudian yang hal yang kedua adalah tidak lengkapnya imunisasi yang diberikan. "Sudah diimunisasi, tapi tidak lengkap," imbuh Subuh.
Imunisasi difteri diberikan melalui imunisasi dasar pada bayi di bawah 1 tahun, sebanyak 3 dosis vaksin DPT-HB-Hib dengan jarak 1 bulan. Imunisasi lanjutan atau booster diberikan pada anak umur 18 bulan sebayak 1 dosis vaksin DPT-HB-Hib. Anak sekolah tingkat dasar diberi 1 dosis vaksin DT di kelas 1, pada kelas 2 diberi 1 dosis vaksin Td, dan pada murid kelas 5 diberi 1 dosis vaksin Td.
"Difteri termasuk imunisasi wajib yang telah dilaksanakan sejak 30 tahun yang lalu. Dia harus selesai imunisasi itu diberikan 3 kali. Harus selesai pada saat seorang bayi berusia 6 bulan. Kemudian akan kita ulang pada waktu dia masuk SD," jelasnya.
Dan penyebab yang ketiga adalah sudah imunisasi lengkap namun masih bisa tertular difteri. Menurut Subuh, ini lah yang harus dievaluasi mengapa bisa terjadi demikian.
"Apapun yang terjadi, kita mempersiapkan, kalau perlu dilakukan ORI namanya, outbreak response immunization. Jadi outbreak itu kejadian luar biasa. Jadi imunisasi diberikan karena terjadinya kejadian-kejadian luar biasa," tutupnya.
Baca juga: Menkes Sebut Jika KLB Difteri, Harus Ada Imunisasi Lagi
(wdw/up)
0 Response to "Kemenkes Sebut Ada 3 Hal yang Sebabkan Wabah Difteri"
Posting Komentar