Ia adalah seorang yang selamat dari kanker kolon dan kanker paru. Wanita yang akrab disapa Mega tersebut, kini menjalani hidup seceria wanita lanjut usia yang awet kecantikannya.
Ditemui detikHealth pada acara Perayaan Bulan Peduli Kanker Paru, ia bercerita tentang sumber kekuatan hidupnya.
"Saya ikhlas dan tenang, saya rasa memang lebih baik begitu," tutur Megawati, baru-baru ini.
Baca Juga: Jadi Survivor Kanker, Ini Pesan Rima Melati Untuk Pasien Kanker Payudara
Mega menceritakan bahwa dirinya pertama kali divonis kanker kolon di tahun 2007. Sudah sembuh dari kanker kolon, ia kembali harus berhadapan dengan kanker. Ketika kontrol kesehatan di tahun 2010, ditemukan ada sesuatu yang tidak beres di paru-parunya.
Ia berharap itu hanyalah infeksi saja, namun dokter yang membedahnya tenyata menemukan bahwa ia mengidap kanker paru primer.
"Kanker kedua ini saya lebih tenang dibandingkan dengan kanker yang pertama. Ibaratnya saya survive kanker pertama, saya merasa bergelar S1. Sekarang di kanker kedua saya merasa bakal bergelar S2," ungkap Mega.
Megawati Tanto, salah seorang penyintas dua jenis kanker. Foto: Radian Nyi S
|
Pada saat operasi kanker kedua, dua tulang iganya patah. Pasca operasi, ia hanya bisa berbaring lurus selama dua bulan. Tak bisa melengkungkan tubuh kiri dan kanan karena hanya akan menimbulkan sakit yang terlalu hebat.
"Dengan kesakitan itu saya tidak cengeng. Apapun sakitnya itu, saya tahu saya sedang menuju kesembuhan." tambah Mega.
Menurut dr Elisna Syahruddin, spesialis paru di RS Persahabatan, Jakarta, ditemui saat acara yang sama, kanker paru berasal dari epitel bronkus. Paru juga menjadi organ yang kerap dihinggapi kanker karena di sinilah tempat pembersihan darah.
"Itu sebabnya banyak sel kanker yang nyangkut di paru," ujar dr Elisna.
Kanker paru juga membuat kantong penderitanya terkuras. Sebab dari awal proses menemukan kanker ini di paru sudah sulit. Ketika akhirnya ditemukan, penyembuhannya pun makan biaya yang sangat banyak.
"Ini belum ditambah obat jika seseorang dioperasi, satu kali operasi bisa Rp150 juta," tegasnya.
Ada juga beberapa faktor risiko kanker paru seperti merokok, usia, karbon gas, polusi, sejarah keluarga, hingga riwayat pekerjaan.
Saat ini Mega sudah menjadi koordinator rumah singgah Cancer Information and Support Centre (CISC), sebuah wadah untuk komunitas kanker non profit. Ia juga sering menjadi narasumber di berbagai acara dengan menceritakan kisah inspiratifnya bertahan dengan kanker.
Baca Juga: 6 Hal Penting yang Harus Dilakukan Para Survivor Kanker
(up/up)
0 Response to "Kisah Megawati, Dua Kali Sembuh dari Kanker Ibarat Lulus S2"
Posting Komentar