Forum ini akan mempertemukan para stakeholders dari berbagai bidang, seperti kesehatan, lingkungan hidup dan sistem pangan, politisi, pelaku bisnis, akademis/ilmuwan, dan lainnya dari berbagai negara.
Dalam pertemuan dengan awak media, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof Dr dr Nila Moeloek SpM(K) mengatakan bahwa menjadi tuan rumah untuk forum ini adalah salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia.
"Indonesia masih ada masalah malnutrisi, stunting. Tapi masalah obesitas juga meningkat. Oleh karena itu, ada baiknya masalah di negara barat juga dimengerti oleh kita yang di Asia Pasifik," ujarnya di Gedung Adhyatma, Kementerian Kesehatan RI, Kamis (26/10/2017).
Baca juga: Iklim Berubah, Kondisi Kesehatan Dunia Dikhawatirkan Mundur 50 Tahun
Menurut Menkes Nila, penting sekali bertukar pikiran dengan stakeholders dari negara lain untuk meningkatkan ketahanan pangan demi pemerataan pangan untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Faktanya, menurut data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), masih ada 27,5 persen anak Indonesia yang mengalami gizi buruk kronis (stunting). Meskipun angka ini sudah menurun dari tahun 2014, yaitu 37,2 persen.
"Kita adalah negara tropis, negara dengan dua musim yang menurut saya lumayan untuk menjadi tentunya tumbuh pangan, dibandingakan dengan negara Eropa. Seperti Norwegia dan Swedia, dengan ikan pun dia bisa memenuhi pangan dengan baik dan jadi negara yg income-nya begitu tinggi. Kenapa Indonesia enggak?," tutur Menkes Nila.
Oleh karena itu, Menkes Nila berharap dengan diadakannya Forum Pangan Asia Pasifik (APFF) ini dapat mendukung upaya-upaya pengembangan inovasi sistem pangan di Indonesia, Asia Pasifik, bahkan di dunia.
Baca juga: Peringati Hari Kesehatan Sedunia, Menkes Ingatkan Pentingnya Makanan Sehat
(wdw/up)
0 Response to "Indonesia Pelopori Forum Pangan, Bisakah Tingkatkan Ketahanan Pangan?"
Posting Komentar