Dokter spesialis kanker, Ralph Girson Gunarsa, SpPD-KHOM, menjelaskan bahwa Sadari dan Sadanis adalah tindakan pencegahan untuk menemukan benjolan di payudaya yang berisiko kanker, sedini mungkin. Tindakan ini penting untuk mencegah kanker ditemukan di stadium akhir, yang memiliki tingkat kematian tinggi.
Baca juga: Cerita Marini Zumarnis Soal Mertua Laki-laki yang Kena Kanker Payudara
"Selain Sadari yang dilakukan sendiri setiap hari ke 7-10 setelah menstruasi pertama, Sadanis juga perlu. Sadanis dilalukan dengan USG dan mamografi untuk melihat apakah ada pertumbuhan abnormal yang berisiko lebih jelas. Sadanis bisa mulai dilakukan setelah perempuan haid, ketika masih sehat. Lakukan setidaknya setahun sekali," jelasnya.
Benjolan yang ditemukan di payudara memang tidak selalu kanker. Namun jika benar kanker, selain terdapat benjolan biasanya payudara akan mengalami pembesaran di salah satu buah dada, terdapat titik kecil yang terasa gatal terus menerus, puting susu mengeluarkan cairan, ada kulit yang mengelupas seperti kulit jeruk, ada bagian yang memerah dan terasa sakit. Untuk memastikannya secara benar, maka pengecekan klinis diperlukan.
Saat ditemui dalam konferensi pers Indonesia Goes Pink 2017, di Jakarta, Kamis (14/9/2017), dr Ralph juga menyampaikan fakta bahwa pasien kanker payudara yang baru bertemu dokter pada stadium lanjut (stadium 3 dan 4) risiko kematiannya sangat tinggi.
"Kalau yang ketahuan sejak stadium awal, yaitu stadium 1 dan 2, kanker payudara akan bisa disembuhkan dan biaya pengobatan akan lebih murah," imbuhnya.
Sampai saat ini, kanker payudara di Indonesia 80 persen ditemukan pada stadium lanjut, dan 20 persen ditemukan pada stadium awal, menurut komunitas penyintas kanker payudara Lovepink. Persentase tersebut bisa dibalik jika masyarakat kini sadar akan pentingnya gaya hidup sehat dan deteksi dini kanker payudara.
Baca juga: 80 Persen Orang Tahu Gejala Kanker Payudara Tapi Tak Tahu Cara Deteksinya
(mrs/fds)
0 Response to "Pentingnya SADANIS untuk Cegah Kanker Payudara"
Posting Komentar