Dari latar belakang tersebut belakangan muncul sebuah istilah populer nature deficit disorder (NDD), di mana kurangnya interaksi dengan alam disebut berdampak terhadap kesehatan jiwa. Meski hal ini bukan kondisi medis resmi, ahli mengatakan ada kebenaran yang harus diperhatikan.
Baca juga: Tinggal di Lingkungan dengan Pemandangan Laut Baik untuk Mental
"Saya rasa ini adalah sebuah gejala dari gaya hidup sekarang," kata Dr Ross Cameron dari departemen lanskap Sheffield University.
Menurut Cameron istilah NDD secara umum digunakan untuk menggambarkan di mana proses dan pengalaman alamiah perlahan menghilang dari hidup. Dampaknya ketika dikaitkan dengan studi yang sudah ada maka tidak heran hasilnya akan buruk.
"Sebagai mahluk biologis kita secara fisik diciptakan untuk beradaptasi terhadap lingkungan tertentu. Untuk berlari, bermain, berburu, yang pada intinya aktif secara fisik," kata Cameron seperti dikutip dari BBC, Minggu (4/12/2016).
"Kenyataannya kita cenderung memiliki gaya hidup seperti batu bata di setiap menit. Kita cenderung duduk sepanjang hari, menjadi sangat sedentari," pungkasnya.
Seperti diketahui gaya hidup sedentari sangat tidak bagus untuk kesehatan tubuh. Berbagai risiko seperti masalah obesitas, diabetes, bahkan hingga masalah kesuburan dapat mengancam.
Baca juga: Studi: Kebanyakan Duduk Saat Nonton TV, Jumlah Sperma Pria Bisa Menurun
(fds/vit)
0 Response to "Nature Deficit Disorder, Ketika Kurang Berhubungan dengan Alam Bikin Sakit"
Posting Komentar