Ketika Ditinggal Orang yang Dicintai Berujung Kematian

Jakarta, Mungkin Anda sering mendengar ada orang yang sudah meninggal 'mengajak' keluarga terdekatnya menemui kematian. Misalnya aktris Debbie Reynolds yang meninggal selang sehari setelah kematian putrinya, Carrie Fisher.

Diberitakan detikHealth pula, pasangan suami istri yang sudah menikah 63 tahun, Trent Winsteads (88) dan Delores (83) lantas meninggal di waktu yang hampir bersamaan. Delores meninggal lebih dulu. Diketahui ada pembuluh darah di otak Delores yang pecah hingga membuat tengkoraknya penuh darah. Dokter menduga perdarahan yang terjadi pada Delores terkait dengan stres yang dialaminya setelah sang suami sakit.

Kondisi Trent sendiri dikabarkan membaik. Tapi, setelah mengetahui kondisi sang istri, tubuhnya drop dan ia mengalami gagal jantung. Trent meninggal sehari kemudian.

Soal ini medis punya penjelasannya. Ya, di dunia medis dikenal sindrom patah hati. Dulu kondisi ini disebut Takotsubo cardiomyopathy. Disebut demikian karena ventrikel atau bilik jantung sebelah kiri tiba-tiba berubah bentuk menyerupai Takotsubo, istilah bahasa Jepang yang berarti kapal untuk menangkap gurita.

Dikenal pula sebagai stress cardiomyopathy. Dari berbagai penelitian menyebut karena kondisi ini, beberapa orang terkena serangan jantung atau stroke beberapa minggu atau bulan setelah pasangannya meninggal.

Baca juga: Sindrom Patah Hati

Kondisi ini biasanya dialami orang-orang yang sudah berusia lanjut. Para peneliti menyebut ketika ditinggal mati seseorang yang sangat disayanginya, seseorang akan mengalami stres sementara. Ini akan membuat otot jantung menjadi lemah, dan akibatnya membuat bilik jantung sebelah kiri akan berubah bentuk.

Peneliti dari Rochester Institute of Technology di AS dalam penelitiannya beberapa waktu lalu mencatat pria memiliki kemungkinan meninggal 30 persen lebih tinggi setelah ditinggal mati sang istri. Peneliti juga menemukan hubungan yang kuat antara kematian anak dan kematian ibu. Perempuan yang kehilangan seorang anak memiliki kemungkinan meninggal 3 kali lipat dalam waktu 2 tahun setelah kematian anaknya.

"Karena ledakan emosi yang besar, hormon stres bisa keluar dalam jumlah besar ke darah. Pada beberapa orang, lebih sering terjadi pada perempuan, bisa mempengaruhi jantung," ucap dr David Winter dari Baylor Health Care System.

Dia menambahkan stres besar yang terjadi secara tiba-tiba bisa mengakibatkan jantung melemah, tidak memompa darah secara efektif, dan bahkan benar-benar berhenti yang mengakibatkan kefatalan dan bahkan kematian.

Amir Lerman, seorang ahli jantung dari Mayo Clinic di Rochester pernah menjelaskan pembuluh darah seharusnya melebar untuk memungkinkan lebih banyak darah yang mengalir ke jantung. Tapi pada saat seseorang mengalami hal yang menegangkan, mengejutkan atau stres maka pembuluh darah menjadi terbatas sehingga mengurangi pasokan darah ke jantung.

Tapi tak hanya dialami oleh orang-orang yang kehilangan pasangannya saja, penyakit ini juga bisa dialami orang-orang dengan gejala stres yang cukup tinggi. Orang-orang yang takut berbicara di depan banyak orang pun bisa mengalami penyakit ini.

Untuk menghindari sindrom patah hati ini, satu hal penting yang bisa dilakukan adalah harus bisa mengelola stres dalam hidupnya dengan baik. Jika stres bisa dikelola dengan baik, maka bisa mengurangi potensi hormon stres merusak jantung.

Baca juga: Patah Hati Bisa Berakibat Fatal: Penyakit Jantung(vit/up)

Related Posts :

0 Response to "Ketika Ditinggal Orang yang Dicintai Berujung Kematian"

Posting Komentar