Dalam video yang mencuplik acara televisi di Kazakhstan tersebut, tim berseragam merah berhadapan dengan tim berseragam hijau. Kedua tim berisi anak-anak berusia 12-14 tahun mengeluarkan tenaga untuk tetap bisa bertahan.
Seorang anak laki-laki dari tim merah mendapat sorotan karena berusaha sekuat tenaga untuk bertahan. Mulanya bocah ini ada di baris paling belakang, dia berupaya untuk tidak terseret sampai garis merah. Jika dia melewati garis itu, maka timnya kalah.
Bocah laki-laki yang diketahui bernama Aybatyr Myrzabaev itu di suatu ketika juga lari ke barisan depan, membantu menarik tali dari posisi terdekat dengan lawan. Meski agak terseret kekuatan lawan, namun dia tetap mencoba bertahan. Hasilnya, juri menyatakan kompetisi tersebut berakhir imbang.
Berikut ini video perjuangan bocah itu yang diunggah oleh Dmitry Ustinov di YouTube pada 4 November 2016.
Ketika berlomba atau bertanding, hasil yang diharapkan adalah kemenangan. Namun anak perlu memahami bahwa dalam setiap kompetisi, tidak selalu berakhir kemenangan meskipun mereka sudah memberikan upaya maksimal.
Baca juga: Ingin Anak Diikutkan Lomba? Ini Pesan Psikolog
Psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi pernah mengatakan menang bukan soal mendapat piala tetapi ketika kita bisa mengalahkan diri sendiri dalam menyelesaikan suatu lomba.
Mengikuti lomba atau pertandingan memang baik bagi anak untuk memunculkan jiwa kompetisi. Apalagi dalam hidup, ke depannya akan ada berbagai kompetisi yang harus dihadapi. Jika tidak memiliki jiwa kompetisi, anak akan pasrah dengan apa yang ia terima dan tidak memiliki niat memperbaiki diri.
Sebaliknya, ketika anak memiliki jiwa kompetisi, dia bisa memacu dirinya untuk mencapai target. Namun sekali lagi, perlu ditekankan pada anak bahwa yang terpenting dari ikut lomba atau pertandingan adalah menyelesaikan lomba tersebut.
Anak juga perlu tahu, ketika hasil lomba atau kompetisi tidak seperti yang diharapkan, bukan berarti harus terus-menerus merasa gagal. Karena dari kegagalan, anak bisa belajar. "Ketika anak-anak tidak belajar bagaimana rasanya gagal, maka tercipta energi neurotik yang disebut perfeksionisme. Mereka terjebak dalam lingkaran sempurna dan kehilangan kesempatan untuk belajar dari pengalaman," kata Annmarie Neal, psikolog sekaligus penulis 'Leading from the Edge: Global Executives Share Strategies for Success' beberapa waktu lalu.
Jika Anda ingin menyertakan anak dalam lomba atau pertandingan, pastikan anak senang melakukannya. Karena prinsip senang hati sangat penting ketika anak melakukan aktivitas. Dengan hati senang, aktivitas seperti lomba dapat bermanfaat bagi anak untuk membangun rasa percaya diri sekaligus mengembangkan minat dan bakat.
Baca juga: Cara Agar Anak Tak Jadi Sombong karena Selalu Menang dalam Kompetisi(vit/rdn)
0 Response to "Video Ini Mungkin Bisa Menginspirasi Anda untuk Tidak Menyerah Hadapi Tantangan"
Posting Komentar