Lawrence Gostin, pakar hukum kesehatan dari Georgetown University menyebut WHO tidak bijak. Menurutnya, Zika masih bisa berkembang menjadi epidemi, terutama di negara-negara tropis seperti Amerika Selatan dan Asia.
"Meski sudah mereda, namun Zika masih memiliki potensi untuk menjadi epidemi. Jika penyakit ini muncul lagi di Amerika atau belahan dunia lain, risiko generasi mendatang mengalami disabilitas seperti mikrosefali sangat besar," tutur Gostin, dikutip dari Reuters.
Gostin mengatakan pencabutan status kedaruratan internasional Zika akan menghambat penelitian soal obat serta vaksin penyakit ini. Dengan mencabut status kedaruratan internasional, negara-negara terkait dan industri farmasi akan mengendurkan langkah penelitian yang selama ini sudah berjalan.
Baca juga: WHO Nyatakan Zika Sudah Bukan Kedaruratan Internasional
Di sisi lain, Dr Anthony Fauci, Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases menyebut apa yang dilakukan WHO merupakan keputusan yang masuk akal. WHO mengubah status Zika menjadi penyakit jangka panjang yang butuh riset berkelanjutan.
Meski begitu, Dr Fauci mengatakan WHO harus siap mengantisipasi jika Zika kembali muncul dan menelan korban banyak. Apalagi di belahan dunia selatan saat ini musim panas diprediksi datang lebih awal di bulan Januari dan Februari.
"Jangan sampai perubahan status membuat negara-negara berisiko merasa aman dan mengendurkan upaya-upaya yang sudah dilakukan," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, dengan dicabutnya status darurat internasional, Zika kini berada di kelompok yang sama dengan penyakit lain seperti halnya Dengue.
Virus yang telah ditemukan di 60 negara sejak wabah di Brazil beberapa waktu lalu, masih akan terus menyebar di tempat yang ada nyamuk perantaranya. Penularan virus Zika diperantarai nyamuk Aedes, jenis nyamuk yang sama seperti pembawa virus Dengue.
Baca juga: Kurang Sosialisasi, Banyak Rakyat Myanmar Tak Paham Bahaya Zika
WHO pada Februari silam menetapkan Zika sebagai public health emergency of international concern. Ketika itu, infeksi Zika tengah mewabah di Brazil dan dibarengi sejumlah temuan tentang keterkaitannya dengan mikrosefali dan penyakit saraf langka Guillain Barre Syndrome (BGS).
Selama ini, infeksi Zika dianggap bukan infeksi yang serius. Gejalanya jauh lebih ringan dibandingkan dengan infeksi Dengue, dan biasanya akan pulih dengan sendirinya. Adanya keterkaitan dengan mikrosefali dan GBS membuat Zika jadi perhatian internasional.
(mrs/vit)
0 Response to "Pakar Kritik Keputusan WHO Cabut Status Darurat Internasional untuk Zika"
Posting Komentar