Berbagai bidang keilmuan mulai dari kedokteran, ilmu komputer, farmasi, teknik, keperawatan, kesehatan masyarakat, hingga ilmu sosial dilibatkan. Pada intinya para ahli di seluruh Indonesia yang bisa berkontribusi mengembangkan ilmu medis dapat bergabung.
dr Budi Wiweko, SpOG, PhD, selaku manajer riset Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, mengatakan total ada 18 kluster studi yang ada di IMERI. Beberapa di antaranya sudah berjalan namun memang belum semua karena baru pada Februari 2017 fasilitas diresmikan.
"Kita memiliki 18 cluster riset dan empat cluster penunjang. Aktivitas sudah bekerja dan sangat aktif seperti kluster stem cell dan reproduksi. Lainnya masih baru bergerak," kata dr Wiweko ketika ditemui di Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (15/11/2016).
Baca juga: Peluang Pertukaran Tenaga Kesehatan di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
Ada empat topik yang jadi fokus utama riset-riset IMERI yaitu penyakit infeksi, penyakit tak menular, masalah reproduksi dan gizi. Keempatnya jadi fokus karena dianggap paling memakan biaya kesehatan dan paling banyak dihadapi oleh orang-orang Indonesia.
Untuk menunjang penelitian di IMERI tersedia fasilitas seperti penangkaran hewan, pusat riset klinis, laboratorium biomolekuler, dan juga pusat riset diagnostik. dr Wiweko mengatakan harapannya dengan demikian akan makin banyak hasil publikasi oleh peneliti Indonesia yang dapat berujung pada inovasi obat atau metode baru.
"IMERI ini untuk melakukan empowering. Kita fasilitasi peneliti kita didorong kolaborasi internasional," ungkap dr Wiweko.
Pendanaan operasional IMERI sebagian besar diperoleh dari dana Internasional. Selain itu pemerintah juga mendanai lewat Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti).
Baca juga: Obat Herbal Bisa Jadi Solusi Masalah Kesehatan Negara Miskin dan Berkembang
(fds/vit)
0 Response to "Fasilitas Riset Medis Indonesia Dibangun di Salemba, Beroperasi 2017"
Posting Komentar