"Kenapa sasarannya anak SD yah? Mengapa tidak ke perempuan-perempuan yang sudah mulai aktif dalam aktivitas seks," tulis pesan berantai yang diterima detikHealth di WhatsApp.
Menanggapi hal tersebut Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) Profesor Andrijono, SpOG (K), memberikan klarifikasi bahwa kabar tidak benar. Vaksin HPV yang digunakan di Indonesia adalah vaksin yang telah distudi oleh World Health Organization (WHO) dan telah lolos uji keamanan.
Baca juga: Mulai Oktober, Jakarta Jadi Pilot Project Vaksinasi HPV untuk Anak SD
Sudah ada 67 negara yang menggunakan vaksin HPV dalam program nasionalnya dan banyak penelitian menunjukkan ada manfaat yang bermakna dalam menurunkan beban penyakit.
Menurut Prof Andrijono, lalu mengapa vaksin ditargetkan untuk anak-anak adalah karena secara data menurut Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010 sekitar 41,9 persen wanita Indonesia menikah di rentang usia 10-19 tahun. Artinya hampir setengah wanita Indonesia yang menikah dan aktif berhubungan seks usianya masih di bawah 19 tahun.
"Sekarang kalau kita mau mencegah (penyakit -red) idealnya di mana? Logikanya di mana? 10 Tahun paling ideal kan makanya kita berikan," ujar Prof Andrijono ketika ditemui di Balai Kota Jakarta, Senin (28/11/2016).
Selain itu alasan lain mengapa vaksin HPV diberikan untuk anak juga karena pembentukkan kekebalannya lebih efektif dibanding orang dewasa. Dalam studi diketahui anak hanya perlu mendapat dua kali suntik untuk mendapatkan efek perlindungan seumur hidup sementara pada orang dewasa penyuntikkan vaksin perlu dilakukan sebanyak tiga kali.
Baca juga: Divaksinasi Saat SD, Kekebalan Terhadap HPV Bisa Sampai 100 Persen(fds/vit)
0 Response to "Banyak yang Nikah di Bawah 19 Tahun, Alasan Vaksin HPV Diberikan ke Anak SD"
Posting Komentar