Tak Selalu Positif, Rupanya Senyum Juga Bisa Berefek Negatif Bagi Fisik

Jakarta - Rupanya tak semua senyuman mengekspresikan kehangatan maupun kegembiraan. Psikolog dari Amerika Serikat mengatakan bahwa tubuh manusia cenderung bereaksi berbeda terhadap pesan tertentu yang disampaikan lewat senyuman.

Studi tersebut menunjukkan bahwa senyuman dengan makna dominasi berhubungan dengan reaksi fisik karena adanya 'lonjakan hormon stres' saat melihat target.

Seperti dikutip dari Indian Express, di sisi lain, senyuman yang dimaksudkan bisa berarti hadiah atau penghargaan, yang tampaknya secara fisik menyangga stres yang dialami, dalam hal ini dianggap sebagai ekspresi yang menguatkan.

Peneliti menetapkan tiga tipe senyuman yaitu dominasi, dimaksudkan untuk menyampaikan status; afiliasi, untuk mengkomunikasikan sebuah ikatan dan menunjukkan bahwa Anda bukanlah ancaman; dan terakhir adalah penghargaan, semacam senyuman berseri-seri yang akan Anda berikan kepada seseorang untuk memberi tahu bahwa mereka membuat Anda bahagia.

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa perbedaan yang tak mudah terlihat saat seseorang berbicara kepada Anda secara mendasar dapat mengubah pengalaman, bahasa tubuh, dan mereka merasa Anda sedang menilai mereka," kata pemimpin studi, Jared Martin dari University of Wisconsin Madison, Amerika Serikat.


Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Scientific Reports, tim tersebut meneliti para mahasiswa dengan memberikan mereka serangkaian tugas berpidato yang dinilai melalui webcam atau kamera web oleh mahasiswa lainnya. Kemudian, saat penelitian berlangsung, peneliti juga mengukur detak jantung dan tingkat kortisol, hormon yang terkait dengan stre.

"Jika mereka menerima senyuman dominasi, yang akan mereka anggap negatif dan kritis, mereka merasa lebih stres dan kortisol mereka naik. Hal itu bertahan lebih lama setelah pidato selesai," kata rekan peneliti Paula Niedenthal.

"Namun, jika mereka menerima senyuman penghargaan, mereka melihatnya sebagai persetujuan dan hal itu membuat mereka tidak merasa stres atau menghasilkan kortisol lebih banyak," tambah Niedenthal.

Peserta yang memiliki tingkat detak jantung bervariasi cenderung menunjukkan reaksi fisiologis yang lebih kuat terhadap senyuman yang bersifat bawaan dan tidak dapat diubah.

Walau begitu, penyakit tertentu seperti obesitas, penyakit kardiovaskular, kecemasan serta depresi juga dapat memicu variasi denyut jantung, sehingga akan sulit untuk mengenali atau menyadari reaksi terhadap sinyal sosial seperti senyum dominasi atau senyum penghargaan.

(hrn/up)

0 Response to "Tak Selalu Positif, Rupanya Senyum Juga Bisa Berefek Negatif Bagi Fisik"

Posting Komentar