Dalam rilis yang dikeluarkan Sanofi sebagai produsen, penggunaan vaksin dengue dalam jangka panjang mengakibatkan 2 dari 1.000 kasus dengue berat dan 5 dari 1.000 kasus dengue yang dirawat.
Menurut peneliti dengue, Prof Dr dr Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K) dari RS Cipto Mangunkusumo, angka ini terbilang kecil. Untuk itu isu tersebut tak perlu ditanggapi secara emosional.
Baca juga: Kata Pakar tentang Kebutuhan Vaksin Dengue di Indonesia
Sebagai jalan keluarnya, ada cara yang bisa dilakukan orang tua untuk memastikan apakah anaknya pernah terserang dengue atau tidak. Prof Sri mengatakan ada tes khusus untuk mengungkap hal itu. Tes yang dimaksud adalah imunoglobulin G antidengue (IgG).
"Udah pernah kena dengue atau nggak bisa dilakukan tes. Lalu kita tinggal liat hasilnya saja," ungkapnya kepada detikHealth, Sabtu (9/12/2017).
Bila terbukti anak belum pernah terkena dengue, vaksin dengue dapat diperoleh dimana saja, mengingat vaksin ini sudah mengantongi izin edar di Indonesia.
"Diberikan pada anak di atas 9 tahun untuk mencegah infeksi sebesar 80 persen," pungkasnya.
Baca juga: Vaksin Dengue Diklaim Berisiko, Begini Penjelasan Pakar (lll/up)
0 Response to "Perlukah Anak Diberi Vaksin Dengue? Pakar Imunisasi Menjawab di Sini"
Posting Komentar