Penelitian terbaru menyebut mereka yang tidak bisa memisahkan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi cenderung lebih sering mengalami kelelahan dan tidak sejahtera.
Hal ini dibuktikan tim peneliti dari University of Zurich dengan mensurvei sekitar 2.000 pria dan wanita dengan usia rata-rata 42 tahun dan berlatar belakang pekerjaan yang bermacam-macam.
Tujuh dari 10 responden sudah menikah, dan separuh dari mereka bekerja 40 jam atau lebih untuk setiap pekannya.
Dalam survei ini ditanyakan sejumlah aspek seperti seberapa sering mereka membawa pekerjaan ke rumah; apakah mereka mengambil lembur di akhir pekan; apakah mereka bisa bersosialisasi atau menjalankan hobinya.
Baca juga: 62 Persen Karyawan Pilih Cuti dan Liburan Ketika Stres karena Pekerjaan
"Mereka yang sering menggabungkan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadinya dilaporkan mudah kelelahan karena mereka kurang bisa 'memulihkan dirinya'," terang salah satu peneliti Ariane Wepfer seperti dilaporkan Science Daily.
Pemulihan diri yang dimaksud peneliti bukan semata menjauhkan diri dari pekerjaan saat berada di rumah, tetapi juga aktivitas lain di luar pekerjaan seperti menghabiskan waktu bersama keluarga, hangout dengan teman atau berlibur.
Dan ketika mereka tidak bisa sepenuhnya memulihkan diri, yang terjadi kemudian adalah penurunan tingkat kesejahteraan akibat stres dan/atau gangguan kecemasan karena selalu merasa punya 'tanggungan'.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Business and Psychology ini juga menunjukkan banyaknya pekerja yang mengabaikan faktor-faktor yang bisa membuat mereka rentan terhadap gangguan mental. Salah satunya akibat ketidakmampuan mereka memisahkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
"Akibatnya satu dari enam orang diprediksi mengalami gangguan kesehatan sewaktu-waktu karena itu," tambah Wepfer.
Baca juga: Pekerja Tak Pernah Cuti, Ini Risikonya Bagi Kesehatan Mental (lll/up)
0 Response to "Pentingnya Pisahkan Pekerjaan dari Kehidupan Pribadi"
Posting Komentar