Ada beberapa penjelasan terkait hal ini. Salah satunya seperti disampaikan Nancy Molitor, ilmuwan psikiatri dan ilmu perilaku dari Northwestern University. Menurutnya, cuaca panas erat sekali kaitannya dengan mood yang buruk.
Dalam cuaca panas, tubuh mengalami banyak perubahan. Susah tidur, dehidrasi, dan hambatan untuk melakukan berbagai aktivitas dengan nyaman, banyak berkontribusi pada perubahan mood yang jadi berantakan.
"Semua orang sumbunya jadi lebih pendek," kata Molitor, dikutip dari Livescience.
Baca juga: Penjelasan BMKG soal Cuaca Panas di Jakarta dan Kota Lainnya
|
Penjelasan lain tentang fenomena uring-uringan di tengah cuaca terik adalah Seasonal Affective Disorder (SAD). Sebuah data menyebut, sekitar 1-2 persen populasi mengalami SAD di musim panas. Data lain menyebut kriminalitas cenderung lebih tinggi di musim tersebut.
Perubahan mood yang terkait dengan cuaca juga terjadi di musim dingin, ketika banyak orang berubah menjadi gloomy. Konon, tingkat bunuh diri di Jepang meningkat ketika matahari sedang jarang bersinar.
Baca juga: Bunuh Diri, Adakah Hubungannya dengan Cuaca Mendung?
(up/up)
0 Response to "Mengapa Saat Cuaca Terik Orang-orang Jadi Lebih Galak?"
Posting Komentar