Kata Dokter Jiwa Soal Orang-orang yang Gemar Menyebar Broadcast Hoax

Jakarta, Demo menuntut pengadilan terhadap kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama digelar hari ini. Berbagai pihak mulai dari polisi hingga koordinator aksi demo sudah mewanti-wanti agar demo dilakukan dengan damai.

Masyarakat pun diimbau untuk tidak mudah terpengaruh broadcast hoax ataupun yang mengandung provokasi yang berpotensi menimbulkan kericuhan. Sebelum menyebarkan pesan yang masuk melalui pesan pribadi ataupun media sosial, ada baiknya mengecek kebenarannya terlebih dahulu.

dr Andri, SpKJ, pakar kesehatan jiwa dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera, mengatakan ada beberapa sebab mengapa seseorang mudah sekali menyebarkan berita meskipun belum diketahui kebenarannya. Pertama, orang tersebut memang sengaja menyebarkan berita fitnah, bohong, atau hoax dengan tujuan agar orang lain ikut terprovokasi.

Baca juga: Langkah-langkah Terhindari dari Provokasi Akibat Broadcast Hoax Saat Aksi Demo

Kelompok inilah yang biasanya menghendaki terjadinya kericuhan. Dikatakan dr Andri, orang-orang ini biasanya pintar dan tahu berita yang disebar adalah bohong dan bernada provokasi, namun sudah terbiasa melakukannya sehari-hari.

"Mereka ini pintar dan biasanya sudah biasa memposting hal-hal yang provokatif sebagai bagian dari rutinitasnya," tutur dr Andri, dalam perbincangan dengan detikHealth.

Yang kedua, orang tersebut ingin terlihat keren dan kekinian karena mengetahui berita terbaru. Hal ini membuat mereka lantas menyebarkan berita yang tidak diketahui kebenarannya ke media sosial masing-masin.

"Biasanya karena ingin temannya tahu segera, pengen jadi yang paling pertama memberitahu biar kelihata update. Padahal dia tidak berpikir bahwa media sosial itu miliki publik dan bisa dilihat publik juga, bukan cuma teman-temannya saja," tambah dr Andri

Ketiga, orang tersebut memiliki kecemasan yang berlebihan. Hal ini membuat ia dengan tanpa sadar ikut menyebarkan kecemasan ke orang lain dengan harapan mendapat konfirmasi soal berita tersebut. Apakah berita tersebut benar adanya atau hanya berita bohong alias hoax.

Terakhir adalah kelompok orang yang sudah kecanduan gadget dan tidak bisa lepas dari smartphone. Biasanya orang-orang ini menyebarkan berita tanpa dicek kebenarannya akibat kelekatan dengan gadget yang terlalu tinggi, ditambah tidak adanya kesibukan lain.

"Padahal mengecek kebenaran berita yang kita dapat mudah dilakukan, dengan googling saja sudah ditemukan berita aslinya, atau berita terkait yang mengatakan itu hoax. Jadi broadcast bisa setop di kita dan bantu menyebarkan ke yang lain bahwa itu hoax," tutupnya.

Baca juga: Agar Tak Terjerumus Hoax Sesat, Ini Cara Jadi Pasien Cerdas

detikcom juga menyerukan #JakartakuDamai sebagai gerakan setiap warga untuk menjaga kedamaian Jakarta. Karena kedamaian Jakarta berarti kedamaian juga bagi seluruh warga Ibukota, sehingga setiap orang bisa beraktivitas seperti biasa. Yuk, menyebarkan semangat damai melalui status dan kegiatan menginspirasi menggunakan hashtag #JakartakuDamai di media sosial.(mrs/vit)

0 Response to "Kata Dokter Jiwa Soal Orang-orang yang Gemar Menyebar Broadcast Hoax"

Posting Komentar