Penelitian di Karolinska Institute tersebut dilakukan dengan mengamati data rekam medis 1,8 miliar anak muda di bawah usai 18 tahun. Mereka menjalani pemeriksaan denyut jantung saat mendaftar angkatan bersenjata Swedia, yang memang wajib dijalani hingga tahun 2010.
Hasilnya menunjukkan bahwa anak muda yang mengalami peningkatan denyut jantung istirahat (resting heart rate) punya risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan kegelisahan (anxiety disorder), gangguan obsesif kompulsif (obsessive compulsive disorder atau OCD), depresi dan bahkan skizofrenia.
Baca juga: Jantung Berdebar Atau Berdegup Kencang? Bisa Jadi Ini Sebabnya
Peningkatan risiko teramati relatif kecil, hanya sekitar 5-18 persen pada masing-masing jenis gangguan, setiap peningkatan denyut jantung sebesar 10 beat per minute (bpm). Demikian dikutip dari Livescience, Kamis (27/10/2016).
Keterkaitan paling besar teramati pada gangguan OCD. Laki-laki yang memiliki resting heart rate di atas 82 bpm pada usia 18 tahun, punya peningkatan risiko OCD sebesar 69 persen dibandingkan laki-laki dengan resting heart rate 62 bpm.
Baca juga: Olahraga Sambil Marah-marah Tingkatkan Risiko Serangan Jantung
(up/vit)
0 Response to "Peningkatan Denyut Jantung Bisa Menandakan Gangguan Mental"
Posting Komentar