Secara umum halusinasi dijelaskan sebagai muncul persepsi tanpa ada stimulus seperti mendengar suara atau melihat sesuatu yang tak jelas sumbernya. Bagaimana mekanisme di balik hal itu tidak ada yang benar-benar tahu sehingga ahli kadang kesulitan menentukan apakah seseorang mengalami halusinasi karena penyakit atau yang lain.
Nah terkait hal tersebut peneliti dari University of New South Wales melaporkan dalam studinya cara untuk mengukur halusinasi. Joel Pearson selaku salah satu peneliti mengatakan karena halusinasi bisa bermacam-macam maka sulit untuk menentukan standar.
Baca juga: Ketika Ibu Tega Membunuh Anak, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
"Ketidakpastian, kompleksitas, dan sifat pribadi tiap kasus membuat halusinasi sulit diukur secara ilmiah tanpa harus bergantung pada deskripsi verbal. Kontennya bisa berbeda-beda termasuk warna dan bentuk semakin membuatnya sulit," tulis Joel untuk LiveScience, dikutip Senin (17/10/2016).
"Apa yang kami lakukan adalah kami dapat mengurangi halusinasi dari bermacam-macam menjadi sebuah dimensi solid: gumpalan abu-abu. Untuk mencapai hal ini kami tidak memancarkan (pada partisipan -red) lampu berkedip acak atau layar komputer atau TV, namun kami memancarkan kedipan bentuk cincin berbentuk donat," lanjut Joel.
Ketika tes induksi halusinasi dilakukan seluruh partisipan melaporkan hal yang sama. Mereka melihat gumpalan abu-abu dengan tingkat kekontrasan berbeda tergantung dari kuatnya paparan kedipan gambar dan ini yang disebut bisa jadi ukuran.
"Bila kita dapat mengungkap mekanisme di balik halusinasi visual ini, maka kita bisa memiliki target fokus terapi," kata Joel.
Ke depannya Joel berharap studi dapat membuka riset-riset baru tidak hanya terkait mengungkap rahasia kesadaran manusia tapi juga terapi baru untuk membantu orang-orang yang mengalami halusinasi.
Baca juga: Gangguan Psikotik Tergolong Langka Tetapi Lebih Berbahaya dari Depresi
(fds/up)
0 Response to "Gunakan Gambar Berkedip, Ilmuwan Temukan Cara Mengukur Halusinasi"
Posting Komentar