
Meskipun jarang didengar, penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK adalah istilah yang digunakan untuk sejumlah penyakit yang menyerang paru-paru untuk jangka panjang. Penyakit ini menghalangi aliran udara dari dalam paru-paru sehingga pengidap akan mengalami kesulitan dalam bernapas.
PPOK, menurut Prof. dr. Hadiarto Mangunnegoro, Sp.P(K), FCCP, seorang pulmonologis dan guru besar departemen pulmonolgi fkui, sering disalahartikan oleh khalayak sebagai asma biasa.
Prof Hadi, sapaannya, menyebut PPOK sebagai "puncak gunung es", dikarenakan sifat progresifnya. "PPOK akan baru terasa akibatnya setelah 10 atau 20 tahun ke depan, " tambahnya.
Baca juga: Mengapa Penyakit Paru-paru Bisa Bikin Kurus?
Penyebab utama PPOK di Indonesia adalah rokok, khususnya perokok aktif. Gejala yang ditimbulkan biasanya adalah sesak napas ringan namun rutin, pernapasan yang tidak kuat untuk aktifitas berat seperti berlari atau bahkan hanya naik tangga.
"Para pengidap PPOK suka kurang menyadari bahwa mereka terjangkit penyakit itu, " terang Prof Hadi ketika ditemui oleh detikHealth, pada acara Pertemuan Ilmiah Pulmonologi dan Kedokteran Respiratori di Hotel Borobodur Jakarta, Jumat (9/2/2018).
"Sedihnya sekarang perokok itu sudah (dari) usia muda. Mereka nggak tau pada saat umur 50 atau 60 tahun quality of life mereka sudah menurun. Banyak pasien saya yang akhirnya sudah pakai kursi roda atau alat bantu nafas karena PPOK."
Untuk mencegah terjangkit PPOK, Prof Hadi memberikan solusi dengan healthy lifestyle serta jauhi merokok dan perokok, mencari lingkungan tanpa polusi udara, dan tentu saja tidur yang cukup.
Baca juga: Rokok Masih Menjadi Faktor Utama Asma dan PPOK(up/up)
0 Response to "PPOK, Penyakit Respiratori yang Banyak Menyerang Perokok Aktif"
Posting Komentar